Kamis, 08 Januari 2015

kehidupan masyarakat pra-sejarah

                           

Kehidupan Masyarakat Prasejarah

1.  Zaman Batu

a.    Paleolithikum
Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata.


3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.


4. Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/05/paleolithikum-zaman-batu-tua.html

B. Mesolithikum
Zaman batu madya atau batu tengah berlangsung pada kala holosen. Perkembangan kebudayaan pada zaman batu madya berlangsung lebih cepat daripada zaman batu tua. Karena pendukung kebudayaan ini adalah Homo sapiens (manusia cerdas) dan keadaan alam pada zaman batu madya tidak seliar pada zaman batu tua. Sehingga dalam waktu lebih kurang 20.000 tahun manusia telah mencapai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dari apa yang telah dicapai pada zaman paleolitikum.


Peninggalan kebudayaan

1. Kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture)

Di abris sous roche banyak ditemukan alat-alat batu dan tulang dari zaman batu madya. Apa yang dimaksud Abris sous roche? : adalah gua-gua yang digunakan sebagai tempat tinggal.

Hasil kebudayaan yang ditemukan di gua tersebut adalah alat dari batu, seperti : mata panah, flake, batu-batu penggiling serta alat-alat dari tulang dan tanduk. Karena sebagian besar alat-alat yang ditemukan di Sampung berupa alat-alat dari tulang, maka disebut dengan kebudayaan Tulang Sampung atau Sampung Bone Culture.

Selain alat-alat dari Sampung ini ditemukan pula fosil manusia Papua Melanesoid yang merupakan nenek moyang bangsa Papua dan Melanesia sekarang ini. Alat-alat batu dan tulang dari zaman batu madya ini juga ditemukan di Besuki, Jawa Timur oleh Van Heekeren. Di gua-gua Bojonegoro juga ditemukan alat-alat dari kerang dan tulang bersama dengan fosil manusia Papua Melanesoid.


2. Kebudayan Toala (Flake Culture)

Dua orang peneliti dari Swiss yaitu Fritz Sarasin dan Paul Sarasin, pada tahun 1893-1896 mengadakan penelitian di Gua Lamoncong, Sulawesi Selatan. Gua-gua tersebut masih didiami suku bangsa Toala. Mereka berdua berhasil menemukan alat-alat serpih (flake), mata panah bergerigi dan alat-alat lain dari tulang.

3. Kebudayaan Kapak Genggam Sumatra (Pebble Culture)


Van Stein Callenfeils pada tahun 1925 juga menemukan pebble (kapak Sumatra), batu-batu penggiling, alu dan lesung batu, kapak pendek (hacke courte), serta pisau batu.

Kapak Sumatra atau pebble yaitu sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu kali yang dipecah atau dibilah di mana sisi luarnya tidak diapa-apakan, sedangkan sisi dalamnya dikerjakan sesuai dengan keperluan.

Kapak pendek atau hacke courte, yaitu sejenis kapak genggam yang bentuknya kira-kira setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecahkan batu tanpa diasah, tajamnya terdapat pada sisi yang lengkung.

Manusia pendukung

Manusia pendukung kebudayaan mesolitikum adalah manusia dari ras Papua Melanesoid. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil manusia ras Papua Melanesoid, baik pada kebudayaan Sampung maupun di bukit kerang di Sumatra..

http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2014/09/peninggalan-kebudayaan-batu-madya.html


C. Megalithikum
Zaman Megalitikum (mega berarti besar dan lithikum atau lithos berarti batu) disebut juga zaman batu besar. Hasil budayanya berupa bangunan-bangunan besar yang berfungsi sebagai sarana pemujaan kepada roh nenek moyang. Adapun hasil budaya Megalitikum ini meliputi: menhir, batu berundak, dolmen, kubur batu, sarkofagus, waruga, serta berbagai jenis arca berukuran besar.
Manusia pendukung pada zaman ini adalah Homo Sapiens
1.       Menhir
Menhir adalah tugu atau batu yang tegak, yang sengaja di tempatkan di suatu tempat untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu tegak ini berupa media penghormatan dan sekaligus lambang bagi orang-orang yang sudah meninggal tersebut.
2. Punden berundak
Punden berundak merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa hindu-buddha.
.
3. Kubur batu
Bentuknya mirip seperti bangunan kuburan seperti yang dapat kita lihat saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur ke barat.

4. Sarkofagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.
5. Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalithik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur.
6. Arca batu
Arca batu banyak di temukan di beberapa tempat di wilayah indonesia, diantaranya pasemah, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia dengan ciri Negrito. Di Pasemah ditemukan arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujudan dari nenek moyang yang menjadi objek pemujaan.
7. Waruga
 kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.
http://www.sridianti.com/peninggalan-zaman-megalitikum.html





D. Neolithikum
ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM
Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
1.      Pahat Segi Panjang

Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.

2. Kapak Persegi

Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.


3. Kapak Lonjong

Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.


4. Kapak Bahu

Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)

Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.

6. Pakaian dari kulit kayu

Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.

7. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/pra-sejarah-neolithikum-zaman-batu-muda_16.html
2.    Zaman Logam

 A.    Zaman Tembaga
Zaman tembaga merupakan zaman di mana manusia sudah dapat mengelolah logam tembaga yang di sesuaikan dengan bentuk-bentuk peralatan yang di butuhkannya, zaman tembaga ini tidak pernah berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia, zaman tembaga berkembang di semenanjung Malaya, kamboja, Thailand, Vietnam.

B.    Zaman perunggu

Disebut zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan peralatan kehidupan yang terbuat dari perunggu. Peralatan itu terbuat dengan dua macam teknik. Ada yang dibuat dengan teknik cetak hilang. Ada alat yang dibuat dengan cetak ulang. Peralatan kehidupan yang dibuat dari bahan perunggu meliputi berikut ini:
1.    Nekara, adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara untuk mengundang hujan. Nekara terbesar ditemukan di Bali, sekarang nekara itu disimpan di Pura Besakih. Nekara ini disebut The Moon of Pejeng.
2.    Moko, adalah merupakan genderang kecil yang terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara keagamaan atau sebagai mas kawin.
3.    Kapak corong, disebut juga kapak sepatu, kapak ini terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang bertangkai panjang, ada yang melengkung ke dalam, dan ada yang cekung di pangkalnya.
4.    Arca perunggu, adalah area yang terbuat dari perunggu. Bentuknya beraneka ragam seperti bentuk orang atau binatang.
5.    Bejana perunggu. Bentuk bejana perunggu mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola hiasannya menggunakan hiasan anyaman dan huruf.
6.    Perhiasan. Bentuk perhiasan ini biasanya berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin, dan kalung. Sebagian besar perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur.
http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/2013/08/zaman-logam-zaman-tembaga-dan-zaman-besi.html

C.      Zaman besi

Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi.
Alat-alat yang ditemukan adalah :
·    Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu
·    Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
·    Mata pisau
.    Mata pedang
.    Cangkul,dll

Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur)

0 komentar:

Posting Komentar