Ieu adalah

uji nyaligfgtytntn5tydy.

ini This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

penampakan baru This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 26 Januari 2015

Teori Masuknya Kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia



Sobat, kali ini saya kita akan membahas mengenai teori-teori masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia…
Kita tahu bahwa Indonesia memiliki beragam…...kebudayaan. nah, misalnya Hindu dan Budha.  Mengapa kebudayaan tersebut bisa masuk? Masuk lewat pintu mana?*loh? Apa saja teori yang memaparkan kronologi masuknya Hindu-Budha?

Masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia tentu melalui proses yang amat panjang. Pendapat beberapa ahli mengenai hal tersebut meskipun masih dugaan sementara, tapi itu sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia.
 Terdapat 2 pandangan mengenai teori masuknya kebudayaan tersebut. Pertama , lebih menekankan pada peran aktif orang-orang India (Teori Waisya, Teori Ksatria, Teori Brahma, dan Teori Sudra). Kedua, lebih menekankan pada peran aktif dari orang Indonesia itu sendiri ( Teori Arus Balik)
Oke, tanpa basa-basi dan tanpa panjang lebar mari kita ulas mengenai teori-teori tersebut.

 Jadi, teori mengenai masuknya Hindu-Budha ke Indonesia itu ada 5 sobat,yaitu   :

1.     Teori Waisya

Teori Waisya dikemukakan oleh NJ. Krom yang menyatakan bahwa golongan Waisya (pedagang) merupakan golongan terbesar yang berperan dalam menyebarkan agama dan kebudyaan Hindu-Budha. Para pedagang yang sudah terlebih dahulu mengenal Hindu-Budha datang ke Indonesia selain untuk berdagang mereka juga memperkenalkan Hindu-Budha kepada masyarakat Indonesia. Karena pelayaran dan perdagangan waktu itu bergantung pada angin musim, maka dalam waktu tertentu mereka menetap di Indonesia jika angin musim tidak memungkinkan untuk kembali. Selama para pedagang India tersebut tinggal menetap, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuan-perempuan pribumi. Dari sinilah pengaruh kebudayaan India menyebar dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Teori Waisya di ragukan kebenarannya, jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran kebudayaan, maka pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayah perdagangan saja, seperti di pelabuhan atau di pusat kota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, pengaruh kebudayaan hindu ini banyak terdapat di wilayah pedalaman, seperti di buktikan dengan adanya kerajaan-kerajaan bercorak hindu di pedalaman Pulau Jawa.

Kelebihan teori Waisya:
Banyaknya sumber daya alam di Indonesia membuat para Waisya (kelompok pedagang) tertarik untuk bertransaksi jual beli di Indonesia. Pada saat itu, kebanyakan pedagang yang datang ke Indonesia berasal dari India yang merupakan pusat agama hindu, sehingga ketika mereka berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama Hindu dan Buddha.

Kelemahan teori Waisya:

Para pedagang yang termasuk dalam kasta Waisya tidak menguasai bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang umumnya hanya dikuasai oleh kasta Brahmana.

Bantahan para ahli terhadap teori waiya:
  • Motif mereka datang sekedar untuk berdagang bukan untuk menyebarkan agama Hindu sehingga hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan dan tidak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu.
  • Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.
  • Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat setempat.
  • Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama Hindu sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. Lagi pula para pedagang tidak menguasai secara mendalam ajaran agama Hindu dikarenakan mereka tidak memahami bahasa Sansekerta sebagai pedoman untuk membaca kitab suci Weda.
  • Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan.

2.     Teori Ksatria

Teori Ksatria berpendapat bahwa penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria. Teori ini pun memiliki kelemahan, yaitu  :
a. Tidak mengerti agama dan hanya mengurusi pemerintahan
b. Adanya ketidakmungkinan seorang pelarian mendapat kepercayaan dan kedudukan mulia sebagai raja
c. Bukti arkeologis menunjukan bahwa raja di Indonesia adalah raja asli Indonesia bukan India

 Pendukung teori Ksatria, yaitu:
a.       C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
b.      Mookerji mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
c.       J.L. Moens menjelaskan bahwa proses terbentuknya kerajaan-kerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 ada kaitannya dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.

3.     Teori Brahma
Teori ini dikemukakan oleh Jc.Van Leur yang menyatakan bahwa agama dan kebudayaan Hindu-Budha yang datang ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana (golongan agama) yang sengaja diundang oleh penguasa Indonesia. Pendapatnya didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Di India bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan dan hanya golongan Brahmana yang mengerti dan menguasai penggunaan bahasa tersebut.
Teori ini mempertegas bahwa hanya kasta Brahmana yang memahami ajaran Hindu secara utuh dan benar. Para Brahmanalah yang mempunyai hak dan mampu membaca kitab Weda (kitab suci agama Hindu) sehingga penyebaran agama Hindu ke Indonesia hanya dapat dilakukan oleh golongan Brahmana.

4.     Teori Arus Balik
Teori ini dikemukakan oleh F.D.K Bosch yang menjelaskan peran aktif orang-orang Indonesia dalam penyebaran kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Menurut Bosch, yang pertama kali datang ke Indonesia adalah orang-orang India yang memiliki semangat untuk menyebarkan Hindu-Budha. Karena pengaruhnya itu, ada di antara tokoh masyarakat yang tertarik untuk mengikuti ajarannya. Pada perkembangan selanjutnya, banyak orang Indonesia sendiri yang pergi ke India untuk berziarah dan belajar agama Hindu-Budha di India. Sekembalinya di Indonesia, merekalah yang mengajarkannya pada masyarakat Indonesia yang lain.

Teori ini berisi dua cara bagaimana Hindu-Budha masuk ke Indonesia :
1.      Para Brahmana di undang ke Indonesia untuk mengajarkan Hindu kepada orang Indonesia
2.      Para raja Indonesia pergi ke India untuk mempelajari agama Hindu kemudian kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya



5.     Teori Sudra
Teori Sudra (dikemukakan oleh Van Feber)

Inti dari teori ini adalah bahwa masuk dan berkembangnya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra.

Pendapat dari Van Feber adalah bahwa:

Ø Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan sehingga mereka pergi ke daerah lain bahkan ada yang sampai ke Indonesia.

Ø Orang berkasta sudra yang berada pada kasta terendah di India tidak jarang dianggap sebagai orang buangan sehingga mereka meninggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India hingga ada yang sampai ke Indonesia agar mereka mendapat kedudukan yang lebih baik dan lebih dihargai.

Bantahan ahli terhadap teori ini adalah sebagai berikut.

Ø Golongan Sudra tidak menguasai seluk beluk ajaran agama Hindu sebab mereka tidak menguasai bahasa Sansekerta yang digunakan dalam Kitab Suci Weda (terdapat aturan dan ajaran agama Hindu). Terlebih tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya.

Ø Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan dan kedudukan yang lebih baik (memperbaiki keadaan/kondisi mereka). Sehingga jika mereka ke tempat lain pasti hanya untuk mewujudkan tujuan utama mereka bukan untuk menyebarkan agama Hindu.

Ø Dalam sistem kasta posisi kaum sudra ada pada kasta terendah sehingga tidak mungkin mereka mau menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana, kasta diatasnya. Jika mereka menyebarkan agama Hindu berarti akan lebih mengagungkan posisi kasta brahmana, kasta yang telah menempatkan mereka pada kasta terendah.

^sekian terima kasih…..:)

Rabu, 21 Januari 2015

“ mengungkap keganjilan, mencari makna yang hakiki, untuk memijak suatu kebenaran dan kesuksesan yang di ridhoi Allah”



“ mengungkap keganjilan, mencari makna yang hakiki, untuk memijak suatu kebenaran dan kesuksesan yang di ridhoi Allah”

begini, awalnya gue gak tahu harus gimana bilangnya. tapi, yang jelas, gue sudah risih, capek (gak juga sihh) terusss kecewa juga. 
kenapa? kadang gue juga bingung kenapa harus mikirin yang beginian? sampe gue sendiri gak bisa tidur. kenapa harus mikirin yang beginian? sampe gue sendiri lupa kalo pada dasarnya gue hidup di dunia hanya sementara. kenapa gue harus pusing-pusing mikirin sesuatu yang itu tuh padahal gak penting buat gue. yah....cuma buat gue ( gak pentingnya). dan kadang, gue juga bingung kenapa gue berada disini, dalam situasi seperti ini, dan dalam masalah yang begini..

o yah, ngomong-ngomong, kenapa gue nyerocos yang tak ada plang atau rambu yang tulisannya *stop* ? gue kan belum bilang kenapa gue begini, apa yang gue pikirin, sampe-sampe gue kecewa plus capek…

gini ceritanya, gue bingung kenapa di dunia ini masih saja manusia itu mempermasalahkan siapa yang paling hebat, siapa yang paling kaya, siapa yang paling cantik, siapa yang paling jelek *loh?, bahkan sampai-sampai masalah siapa yang menciptakan dunia ini. Makin kesini makin edan dunia ini. Status “tuhan” sudah merajalela. ‘astagfirullah’

sifat sombong bagi manusia itu tidak pantas, inget…loh lahir ke dunia ini bawa apa? Bahkan baju saja lo gak pake! Dan saat baru lahir pun lo Cuma bisa merengek. Mana? Katanya lo pemberani, ternyata pemberani tuh yang hanya bisa merengek yah? haha…udah mulai nyadar? Atau masih keras tuh pala?

Oke, kalo kepala lo memang masih keras walaupun udah diketok pake palu,,mari…kita renungi makin dalam, sedalam-dalamnya, dengan hati yang tulus, serta merendah.hah? merendah? O yah gue lupa hati lo masih angkuh, belum bisa itu yang namanya merendah.

Seyogyanya kita tahu bahwa seharusnya yang memiliki sifat maha dahsyat hanyalah Allah SWT yang maha Esa. Tapi, kenapa lo masih berpikir bahwa semua kekayaan yang lo punya hanyalah atas dasar usaha lo sendiri. Hellow…memang betul Allah tidak akan mengubah nasib hambanya selain hambanya sendiri yang mengubahnya. Tapi, apa memang Allah tidak sama sekali berperan dalam kehidupan lo? Lalu siapa yang menetapkan takdir lo? Hidup lo, mati lo,?

Inget, lo tuh tidak ada apa-apanya. Jadi, gak pantas untuk lo menyombongkan diri. Apa nya yang mau di sombongkan? Semua yang lo punya sekarang hanyalah titipan dari Allah agar lo bisa sebijaksana mungkin menyikapi hidup ini.

Gue ngomong gini, bukannya so’ merasa paling benar. Tapi, gue ngajak lo semua untuk sama-sama  menyadari bahwa begitu banyak kekurangan dalam diri kita.memang, semua orang pasti memiliki kelebihan masing-masing. Tapi, kita juga perlu ingat bahkan harus bahwa kekurangan yang kita miliki begitu banyak. Maka, sekarang mari renungi lagi! Dan akui bahwa kita memang tidak pantas untuk takabur.

Gue juga bukan bermaksud untuk menggurui. Tapi, gue kasihan dengan bumi ini yang sudah lelah menahan beban beratnya dosa manusia di muka bumi ini. Kehancuran sudah merajalela. Dalam tanda kutip yaitu kehancuran moral.
Oke, gue bakal ngebahas mengenai kehancuran moral di entrian blog selanjutnya. So, tunggu aja kawan…

Rabu, 14 Januari 2015

Arti ✽ SAHABAT ✽

                                                            ✽ SAHABAT ✽
☑ Seorang sahabat tak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindar dari perselisihan, namun justru lantaran kasihnya dia memberanikan diri untuk menegur apa adanya :)

☑ Persahabatan tak terjalin secara otomatis tapi membutuhkan proses yang panjang layaknya besi menajamkan besi, demikianlah sahabat akan menajamkan sahabatnya ;)

☑ Apa yang kita alami demi sahabt terkadang melelahkan serta menjengkelkan, tapi itulah yang menjadikan persahabatan memiliki nilai yang indah ;;)

☑ Sahabat tak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tapi menyatakan apa yang menyakitkan dengan tujuan agar sahabatnya mau berubah :)

☑ Hargai dan pelihara selalu persahabatanmu dengan mereka. Sebab seorang sahabat dapat lebih dekat daripada saudaramu sendiri ;)

☑ Semua orang pasti butuh sahabat sejati, tapi tak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak juga orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, tapi ada juga yang begitu hancur lantaran dikhianati sahabatnya. ;;)

☑ Persahabatan seringkali menyuguhkan beberapa cobaan, tapi persahabatan sejati dapat mengatasi cobaan itu dan bahkan bertumbuh bersama. :)

☑ Siapa yang ingin bersamamu pada saat tiada satupun yang bisa kamu berikan,  Merekalah sahabat-sahabatmu. ;)

☑ Pacar mungkin saja putus, bahkan keluarga pun bisa saling bermusuhan. Tapi tidak dengan sahabat, Sahabat akan tulus tanpa mengharapkan balasan, Tulus tanpa saling ingin menguasai sesama sahabatnya.
;;)

☑ Kawan aku tak akan ada bila kau tak ada, karenamu aku jadi berarti dan karenamu jugalah aku punya alasan untuk terus menatap masa depan, Dan tanpamu aku kosong karena memang hanya kau sahabat yang menjadikanku manusia yang lebih bermakna. :)

☑ Persahabatan akan diwarnai dengan bermacam pengalaman suka dan duka, dihibur dan disakiti, diperhatikan dan dikecewakan, didengar dan diabaikan, dibantu dan ditolak, namun semua ini tak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan karena kebencian ;)


thank's....:)

Kamis, 08 Januari 2015

kehidupan masyarakat pra-sejarah

                           

Kehidupan Masyarakat Prasejarah

1.  Zaman Batu

a.    Paleolithikum
Paleolitikum atau zaman batu tua disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Manusia pendukung zaman ini adalah Pithecantropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus dan Homo Soloensis. Fosil-fosil ini ditemukan di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Mereka memiliki kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:

1. Kapak Genggam
Kapak genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper" (alat penetak/pemotong)
Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.

2. Kapak Perimbas

Kapak perimbas berfungsi untuk merimbas kayu, memahat tulang dan sebagai senjata.


3. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa

. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari dalam tanah. Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk menangkap ikan.


4. Flakes

Flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan untuk mengupas makanan. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/05/paleolithikum-zaman-batu-tua.html

B. Mesolithikum
Zaman batu madya atau batu tengah berlangsung pada kala holosen. Perkembangan kebudayaan pada zaman batu madya berlangsung lebih cepat daripada zaman batu tua. Karena pendukung kebudayaan ini adalah Homo sapiens (manusia cerdas) dan keadaan alam pada zaman batu madya tidak seliar pada zaman batu tua. Sehingga dalam waktu lebih kurang 20.000 tahun manusia telah mencapai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dari apa yang telah dicapai pada zaman paleolitikum.


Peninggalan kebudayaan

1. Kebudayaan Tulang Sampung (Sampung Bone Culture)

Di abris sous roche banyak ditemukan alat-alat batu dan tulang dari zaman batu madya. Apa yang dimaksud Abris sous roche? : adalah gua-gua yang digunakan sebagai tempat tinggal.

Hasil kebudayaan yang ditemukan di gua tersebut adalah alat dari batu, seperti : mata panah, flake, batu-batu penggiling serta alat-alat dari tulang dan tanduk. Karena sebagian besar alat-alat yang ditemukan di Sampung berupa alat-alat dari tulang, maka disebut dengan kebudayaan Tulang Sampung atau Sampung Bone Culture.

Selain alat-alat dari Sampung ini ditemukan pula fosil manusia Papua Melanesoid yang merupakan nenek moyang bangsa Papua dan Melanesia sekarang ini. Alat-alat batu dan tulang dari zaman batu madya ini juga ditemukan di Besuki, Jawa Timur oleh Van Heekeren. Di gua-gua Bojonegoro juga ditemukan alat-alat dari kerang dan tulang bersama dengan fosil manusia Papua Melanesoid.


2. Kebudayan Toala (Flake Culture)

Dua orang peneliti dari Swiss yaitu Fritz Sarasin dan Paul Sarasin, pada tahun 1893-1896 mengadakan penelitian di Gua Lamoncong, Sulawesi Selatan. Gua-gua tersebut masih didiami suku bangsa Toala. Mereka berdua berhasil menemukan alat-alat serpih (flake), mata panah bergerigi dan alat-alat lain dari tulang.

3. Kebudayaan Kapak Genggam Sumatra (Pebble Culture)


Van Stein Callenfeils pada tahun 1925 juga menemukan pebble (kapak Sumatra), batu-batu penggiling, alu dan lesung batu, kapak pendek (hacke courte), serta pisau batu.

Kapak Sumatra atau pebble yaitu sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu kali yang dipecah atau dibilah di mana sisi luarnya tidak diapa-apakan, sedangkan sisi dalamnya dikerjakan sesuai dengan keperluan.

Kapak pendek atau hacke courte, yaitu sejenis kapak genggam yang bentuknya kira-kira setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecahkan batu tanpa diasah, tajamnya terdapat pada sisi yang lengkung.

Manusia pendukung

Manusia pendukung kebudayaan mesolitikum adalah manusia dari ras Papua Melanesoid. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil manusia ras Papua Melanesoid, baik pada kebudayaan Sampung maupun di bukit kerang di Sumatra..

http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2014/09/peninggalan-kebudayaan-batu-madya.html


C. Megalithikum
Zaman Megalitikum (mega berarti besar dan lithikum atau lithos berarti batu) disebut juga zaman batu besar. Hasil budayanya berupa bangunan-bangunan besar yang berfungsi sebagai sarana pemujaan kepada roh nenek moyang. Adapun hasil budaya Megalitikum ini meliputi: menhir, batu berundak, dolmen, kubur batu, sarkofagus, waruga, serta berbagai jenis arca berukuran besar.
Manusia pendukung pada zaman ini adalah Homo Sapiens
1.       Menhir
Menhir adalah tugu atau batu yang tegak, yang sengaja di tempatkan di suatu tempat untuk memperingati orang yang sudah meninggal. Batu tegak ini berupa media penghormatan dan sekaligus lambang bagi orang-orang yang sudah meninggal tersebut.
2. Punden berundak
Punden berundak merupakan bangunan yang di susun secara bertingkat-tingkat yang di maksudkan untuk melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang, bangunan ini kemudian menjadi konsep dasar bangunan candi pada masa hindu-buddha.
.
3. Kubur batu
Bentuknya mirip seperti bangunan kuburan seperti yang dapat kita lihat saat ini, umumnya tersusun dari batu yang terdiri dari dua sisi panjang dan dua sisi lebar. Sebagian besar kubur batu yang di temukan terletak membujur dari arah timur ke barat.

4. Sarkofagus
Sejenis kubur batu tetapi memiliki tutup di atasnya, biasanya antara wadah dan tutup berukuran sama. Pada dinding muka sarkofagus biasanya diberi ukiran manusia atau binatang yang dianggap memiliki kekuatan magis.
5. Dolmen
Dolmen merupakan bangunan megalithik yang memiliki banyak bentuk dan fungsi, sebagai pelinggih roh atau tempat sesaji pada saat upacara. Dolmen biasanya di letakan di tempat-tempat yang dianggap keramat, atau di tempat pelaksanaan upacara yang ada hubungannya dengan pemujaan kepada roh leluhur.
6. Arca batu
Arca batu banyak di temukan di beberapa tempat di wilayah indonesia, diantaranya pasemah, Sumatra Selatan dan Sulawesi Tenggara. Bentuknya dapat menyerupai binatang atau manusia dengan ciri Negrito. Di Pasemah ditemukan arca yang dinamakan Batu Gajah, yaitu sebongkah batu besar berbentuk bulat diatasnya terdapat pahatan wajah manusia yang mungkin merupakan perwujudan dari nenek moyang yang menjadi objek pemujaan.
7. Waruga
 kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah dan bagian bawah berbentuk kotak yang bagian tengahnya ada ruang.
http://www.sridianti.com/peninggalan-zaman-megalitikum.html





D. Neolithikum
ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM
Pada zaman neolithikum ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
1.      Pahat Segi Panjang

Daerah asal kebudayaan pahat segi panjang ini meliputi Tiongkok Tengah dan Selatan, daerah Hindia Belakang sampai ke daerah sungai gangga di India, selanjutnya sebagian besar dari Indonesia, kepulauan Philipina, Formosa, kepulauan Kuril dan Jepang.

2. Kapak Persegi

Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.


3. Kapak Lonjong

Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.


4. Kapak Bahu

Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi. Daerah kebudayaan kapak bahu ini meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai Gangga. Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat. Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah ditemukan yaitu di Minahasa.

5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)

Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.

6. Pakaian dari kulit kayu

Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.

7. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/03/pra-sejarah-neolithikum-zaman-batu-muda_16.html
2.    Zaman Logam

 A.    Zaman Tembaga
Zaman tembaga merupakan zaman di mana manusia sudah dapat mengelolah logam tembaga yang di sesuaikan dengan bentuk-bentuk peralatan yang di butuhkannya, zaman tembaga ini tidak pernah berpengaruh pada kehidupan masyarakat Indonesia, zaman tembaga berkembang di semenanjung Malaya, kamboja, Thailand, Vietnam.

B.    Zaman perunggu

Disebut zaman perunggu karena pada zaman ini dihasilkan peralatan kehidupan yang terbuat dari perunggu. Peralatan itu terbuat dengan dua macam teknik. Ada yang dibuat dengan teknik cetak hilang. Ada alat yang dibuat dengan cetak ulang. Peralatan kehidupan yang dibuat dari bahan perunggu meliputi berikut ini:
1.    Nekara, adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara untuk mengundang hujan. Nekara terbesar ditemukan di Bali, sekarang nekara itu disimpan di Pura Besakih. Nekara ini disebut The Moon of Pejeng.
2.    Moko, adalah merupakan genderang kecil yang terbuat dari perunggu. Biasanya digunakan sebagai alat upacara keagamaan atau sebagai mas kawin.
3.    Kapak corong, disebut juga kapak sepatu, kapak ini terdiri dari berbagai ukuran. Ada yang bertangkai panjang, ada yang melengkung ke dalam, dan ada yang cekung di pangkalnya.
4.    Arca perunggu, adalah area yang terbuat dari perunggu. Bentuknya beraneka ragam seperti bentuk orang atau binatang.
5.    Bejana perunggu. Bentuk bejana perunggu mirip gitar Spanyol, tetapi tanpa tangkai. Pola hiasannya menggunakan hiasan anyaman dan huruf.
6.    Perhiasan. Bentuk perhiasan ini biasanya berupa gelang tangan, gelang kaki, cincin, dan kalung. Sebagian besar perhiasan ditemukan sebagai bekal kubur.
http://blog-pelajaransekolah.blogspot.com/2013/08/zaman-logam-zaman-tembaga-dan-zaman-besi.html

C.      Zaman besi

Pada masa ini manusia telah dapat melebur besi untuk dituang menjadi alat-alat yang dibutuhkan, pada masa ini di Indonesia tidak banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari besi.
Alat-alat yang ditemukan adalah :
·    Mata kapak, yang dikaitkan pada tangkai dari kayu, berfungsi untuk membelah kayu
·    Mata Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
·    Mata pisau
.    Mata pedang
.    Cangkul,dll

Jenis-jenis benda tersebut banyak ditemukan di Gunung Kidul(Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur)